Kamis, 19 Desember 2013


PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI KEGIATAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN GALUR YANG TERGOLONG KECAMATAN TERTINGGAL


Disusun Oleh:

NAMA    : FAHMI ARIFUDIN
KELAS    : G.3
NPP        : 22.0936

KEMENTERIAN DALAM NEGERI
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
DESEMBER-2013

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI KEGIATAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN GALUR YANG TERGOLONG KECAMATAN TERTINGGAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini semakin pelik, berbagai masalah menaungi negara ini. Salah satu permasalahan yang dihadapi negara ini adalah rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pemerintahan mulai dari pemerintahan terendah yaitu di kelurahan maupun di tingkat atasnya seperti di kecamatan ataupun yang lainnya.

Permasalahan rendahnya partisipasi masyarakat ini akan merembet ke atas ke bidang lain, misalnya jika partisipasi masyarakat dalam pencatatan data kependudukan rendah, maka data yang akan diperoleh tidak akan akurat dan bila data yang diperoleh tidak akurat maka proses penyaluran bantuan dan hal lain yang berdasarkan catatan kependudukan tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dalam proses pemerintahan harus dipompa agar pemerintahan negara kita baik.

Apalagi negara kita adalah negara demokrasi, dimana Kesadaran dan partisipasi politik merupakan salah satu aspek penting dari demokrasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam negara demokrasi seperti Indonesia, maka setiap keputusan politik yang dibuat oleh pemerintah/eksekutif (termasuk legilatif) harus melibatkan partisipasi masyarakat.

Dan dalam partisipasi masyarakat dalam bidang pemerintahan tidak akan lepas dari pengetahuan masyarakat itu sendiri tentang apa itu pemerintahan dan apa yang harus merekan lakukan untuk ikut serta dalam kegiatan pemerintahan tersebut.


Hal ini mendorong penulis untuk meneliti fenomena tersebut melalui tesis yang berjudul: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT GALUR TERHADAP PARTISIPASI KEGIATAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN GALUR YANG TERGOLONG KECAMATAN TERTINGGAL
Dengan demikian maka yang dimaksud dengan partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa (rakyat) dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengauhi hidupnya (Surbakti, 1992:140).
Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk memberikan kesempatan dan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara bersama-sama memecahkan berbagai persoalan. Carter dalam Rustiningsih (2002) menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dalam upaya meningkatkan proses belajar masyarakat; mengarahkan masyarakat menuju masyarakat yang bertanggung jawab; mengeliminasi perasaan terasing sebagian masyarakat serta menimbulkan dukungan dan penerimaan dari pemerintah.

2.      RUMUSAN MASALAH

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan beberapa persoalan dari judul diatas, diantaranya :

a)    Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Galur?
b)    Bagaimana partisipasi masyarakat kecamatan Galur dalam bidang pemerintahan?
c)    Apakan ada hubungan tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam bidang pemerintahan di Kecamatan Galur?






3.      TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pemerintahan di Kecmatan Galur.

Dan untuk mengetahui beberapa hal antara lain :

a)      Untuk mengetahui bagaimana tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Galur.
b)      Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat di Kecamatan Galur dalam bidang pemerintahan di Kecamatan Galur.
c)      Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pendidikan masyarakat Galur terhadap partisipasi kegiatan pemerintahan di Kecamatan Galur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.      TINJAUAN PUSTAKA

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan. (Wikipedia)

Partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa (rakyat) dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengauhi hidupnya (Surbakti, 1992:140).
Carter dalam Rustiningsih (2002) menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dalam upaya meningkatkan proses belajar masyarakat; mengarahkan masyarakat menuju masyarakat yang bertanggung jawab; mengeliminasi perasaan terasing sebagian masyarakat serta menimbulkan dukungan dan penerimaan dari pemerintah.

2.      KERANGKA PEMIKIRAN
Pengaruh variabel bebas “tingkat pendidikan” terhadap variabel terikat “tingkat partisipasi masyarakat”.
Konsep      : Pendidikan dan partisipasi
Variabel     : Variabel bebas “Tingkat pendidikan” variabel ini tergolong variabel bebas
  karena tidak dipengaruhi variabel lain
                    Variabel terikat “Tingkat partisipasi” variabel ini tergolong variabel terikat
  karena hasil dari variabel ini tergantung dari variabel bebasnya.
Hubungan  : Variabel bebas sebagai variabel bebas mempengaruhi tingkat partisipasi sebagai
   variabel terikat.

3.      HIPOTESA
Tingkat pendidikan masyarakat suatu daerah akan mempengaruhi bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang pemerintahan suatu daerah itu sendiri.













BAB III

1.      PENDEKATAN
Untuk penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasianal yang mencari hubungan atau korelasi diantara variable-variabel yang dicari.
Pendekatan ini untuk meneliti sejauh mana variable pada satu faktor berkaitan dengan factor lainnya.  Metode ini digunakan untuk:
a)      Mengukur hubungan antar variable
b)      Meramalkan variable tak bebas dari pengetahuan kita tentang variable bebas
c)      Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental
2.      OBJEK PENELITIAN
Beberapa hal yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini antara lain:
a)      Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Galur.
b)      Tingkat partisipasi masyarakat Galur dalam bidang politik pemerintahan.
c)      Pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi masyarakat Galur dalam bidang politik dan pemerintahan.

3.      METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode :
a)      Teknik Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian dengan terjun langsung ke Kecamatan Galur. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
                                             i.            Observasi partisipatif
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.


b)     Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden di Kecamatan Galur.

4.      METODE ANALISIS DATA
Analisis Kuantitatif Inferensial
Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu temuan yang dapat digeneralisasikan  secara lebih luas ke dalam wilayah populasi. Di sini seorang peneliti akan selalu berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya untuk diu ji secara empirik dengan statistik inferensial.
Jenis statistik inferensial cukup banyak ragamnya, Peneliti diberikan peluang sebebas-bebasnya untuk memilih teknik mana yang paling sesuai (bukan yang paling disukai) dengan sifat/jenis data yang dikumpulkan. Secara garis besar jenis analisis ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama untuk jenis penelitian korelasional dan kedua untuk komparasi.








5.      POPULASI DAN SAMPEL
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus slovin
Rumus Slovin
N
n = ---------
1+N(e)
di mana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.

Jumlah penduduk Kecamatan Galur 34.507 jiwa Sehingga :
n=
34.507
1 + 34.507 (10%)



n=
34.507
1 + 34.507 x 0,1 x 0,1



n=
34.507
346



n=
99,7




n=
100




 Jadi, sampel penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 100 orang.

6.      INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pertanyaan dan pernyaataan.